Selalu ada yang intim dan dekat ketika saya datang ke toko kaset. Sebuah perasaan bahwa saya sedang berada di rumah dan berada di antara keluarga. Klise memang. Tapi entah mengapa toko kaset selalu memberikan perasaan damai. Bahwa seharusnya tempat-tempat semacam ini harus dibikin lebih banyak. Bahkan jika perlu dibangun lebih banyak daripada rumah ibadah yang hanya ramai dan penuh seminggu sekali itu. Saya percaya kreativitas, karya dan pencerahan sejalan lurus dengan kebebasan dalam berpendapat dan berpikir. Segala macam belenggu, penjara, ikatan dan kekangan tidak membuat manusia menjadi lebih baik. Malah akan membuat manusia makin keras melawan, sebuah laten pembawaan hasrat manusia akan pencapaian diri.
Ketika kita membandingkan kata “Metalheads” dan “Apatisme” sangat berbeda sekali. Namun, saat dua konteks ini digabungkan akan mengandung arti, yaitu suatu penyakit yang melekat pada kebanyakan Metalheads yang acuh atau tidak peduli dengan seluruh aktivitas positif di lingkup underground. Salah satunya adalah tentang pembajakan artwork dan mendownload. Hal ini merupakan penyakit, jika tidak dibasmi akan membudaya. Fenomena nyata ini dapat diamati langsung di skena kita sendiri. Tampak terlihat jelas sikap masa bodoh metalheads dengan tersenyum puas bisa untuk mendownload album band favoritnya bahkan merampas gambar untuk menunjukkan awal identitas eksistensi mereka.
Rasa senang pun kembali menyeruak ketika beberapa muka-muka lama mulai mengkampanyekan membeli rilisan fisik, tentunya ini adalah titik balik dalam upaya memerangi sikap apatisme metalheads, peran senior diperlukan dalam memupuk pemahaman bahwa sebuah karya tidak akan hadir dengan murah bahkan gratis. Para senior dapat mengarahkan metalhead baru yang memiliki inisiatif untuk melibatkan diri mereka untuk melihat langsung penggarapan sebuah karya baik itu berupa audio ataupun visual. Tetapi, tidak langsung menggiring metalheads ‘baru’. Upaya penggiringan metalheads baru oleh senior ke dalam misi tertentu kerap mengabaikan kebutuhan metalheads yang sebenarnya. Setiap metalheads punya latar belakang, minat dan bakat yang berbeda. Dalam hal ini, senior seharusnya berperan hanya untuk memfasilitasi masing-masing metalheads junior sesuai dengan minat dan bakatnya. Mereka butuh ruang gerak yang selaras dengan gerakan yang ingin dilakukannya. Ketika ruang gerak yang dimasuki ternyata kontradiktif dengan gerak pengembangan bakat yang ingin dilakukan, maka upaya optimal guna meraih tujuan berupa tersalurnya potensi yang dimiliki menjadi sulit bahkan bisa saja nihil akibat adanya ketersendatan saluran. Jadi, bentuk gerak yang sesuai dengan keinginan hanya akan bisa diwujudkan dalam ruang gerak yang punya kesesuaian serta mendukung gerak yang dilakukan tersebut. Put the right man in the right place.
Bentuk gerak semakin banyak, maka ruang gerak harus pula mengikuti setiap pertumbuhan bentuk gerak. Ruang gerak diciptakan untuk menyerap bentuk-bentuk gerak yang tidak terwadahi. Upaya ini semakin digeliatkan bersamaan dengan pertumbuhan rasa pentingnya menghargai sebuah karya, bukan tidak mungkin virus apatisme bisa masuk kubur.